Sebuah Dialog


Sumber: www.wallpaperbetter.com
Sumber: www.wallpaperbetter.com

Aku tidak mengeluh.

Di tempat terbuka ini, kehidupan memberikan kau kejernihan pikiran, ketajaman penglihatan, perasaan yang murni, dengan tanpa hambatan.


Dan untuk unta, ketika kau memperlakukan mereka seperti yang aku lakukan.
Kau akan menyadari bahwa mereka butuh pengurusan yang layak.
Kau akan bisa mengenal mereka secara individual, tiap-tiapnya memiliki perangai, kebiasaan, kebutuhan dan kemampuannya sendiri.
Tiapnya berkumpul pada kawannya, tetapi tidak ada dua unta yang identik.

Ketika kau menyadari penuh akan hal ini
Kau mengurus mereka sebagai kawanan, tapi kau melihat mereka sebagai individu.
Kau akan baik kepada mereka sebagaimana Ibu kepada anak-anaknya.
Dimana ini berlaku untuk unta, ini pun lebih berlaku lagi kepada manusia.

Hidup mereka tak akan berkembang sampai mereka punya pemimpin yang mengurus urusan mereka.
Barang siapa yang akan memberontak akan binasa.
Serigala hanya menyerang domba yang sendirian.
Jika orang-orang bersatu, tiap orang tersebut akan memilih sifat dan pikirannya sendiri.

Mereka akan mengejar langkahnya sendiri. Kepentingan dan apa yang diinginkan oleh mereka.
Tidak ada satu pun yang bisa menggantikan yang lain. Jika seperti itu, manusia tidak akan butuh kepada yang lain. Tidak ada yang butuh apa yang dimiliki orang lain. Maka, bersama adalah bagaimana mengatur kepribadian mereka dan perbedaan mereka sehingga mereka bersatu.

Barang siapa yang memenuhi janji tidak akan dikecam
Barang siapa teguh dalam pendirian tidak akan goyah, Barang siapa takut akan kematian, maka kematian akan menguasainya, walaupun dia lari dengan menggunakan tangga menuju langit.
Barang siapa yang berkecukupan, tapi menolak untuk menolong orang, tidak akan diakui dan dikecam. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matsnawi Maknawi - Buku I Bait 1030 - 1040

Nilai Kebenaran (yang) Terorganisir