Wangi Nilam, Padi Tenggelam
Lembah-lembah sungai pada senja hari terasa misterius di desa Tanjung Benuang. Bau harum tercium samar dekat perkampungan, makin mendekati sungai harumnya meruyak tajam. Tak jauh dari sungai terlihat bayangan pondok pondok terbuka dengan dua drum besar menjulang di atas tanah mirip periuk nasi berukuran raksasa. Itu tempat penyulingan minyak nilam. Sejak tujuh tahun lalu nilam mulai mendominasi pembicaraan di desa. Warga yang dulunya menanam Padi semuanya beralih menanam nilam.
![]() |
Desa Tanjung Benuang |
Desa
Tanjung Benuang terletak di kecamatan Sungai tenang, Merangin Jambi. Dulunya keseharian
warga adalah bertani di sawah dan
ladang, juga mengurus kebun. Perempuan
dan laki-laki bangun pagi sekali, pergi sholat subuh. Jika laki-laki kembali
beristirahat, kegiatan perempuan berlanjut ke Sungai Aro. Sungai yang mengalir
membelah desa ini tak terlalu besar, lebarnya sekitar tujuh meter. Tapi
batu-batu sungai yang berukuran besar
dipinggiran dan di tengah sungai,
membuat aliran air sungai terdengar bergemuruh dari jauh.
Tiap
pagi, siang dan sore sungai Aro ini tak pernah sepi. Perempuan mencuci dan mandi sejak langit pagi belum terang. Mandi,
mencuci sayur, ayam, hingga buag hajat dilakukan di sungai yang sama. Meskipun beberapa dari
mereka memiiki kamar kamar mandi dan sumur, tapi sungai masih yang paling
banyak dipakai. Pendek kata sungai adalah urat nadi desa.
Sungai Aro juga sumber penerangan. "Sejak 1999, kincir air di tepi-tepi sungai sudah menjadi sumber penerangan desa ini. Mulanya tak semua rumah. Tapi tahun lalu, desa ini sudah memiliki PLTA secara swadaya" ujar Dum Harta Kepala Desa Tanjung Benuang yang biasa dipanggil Pak Kades. Kini sejak jam 5 sore hingga jam 6 pagi rumah-rumah di sana terang benderang . Mereka yang memiliki Televisi juga bisa menyaksikan siaran langsung Sepak bola dari rumah masing-masing. "Asalkan sanggup bayar", tambahnya.
PLTA
atau Pembangkit Listrik Tenaga Air yang
dimaksud Pak Kades sebenarnya adalah mikrohidro pembangkit listrik yang
bentuknya sederhana. Sebuah pondok didirikan dekat sungai. Di situ dipasang mesin
pembangkit listrik dengan memanfaatkan arus Sungai Aro yang melaju kencang dari pipa
raksasa yang dibuat dengan menyambung drum-drum
bekas. Arus sungai akan memutar kipas yang menggerakkan baling-baling, energi
gerakan ini oleh dinamo dirubah menjadi
listrik.
![]() |
Nilam |
Sejak
nilam menjadi penghasilan utama, kehidupan petani Tanjung Benuang membaik,
mereka mampu membayar sewa untuk membuat PLTA secara swadaya, ujar Pak
Kades. Tahun lalu, sumber penerangan desa ini beralih dari listrik yang
dihasilkan putaran kincir air ke
PLTA.
Setiap keluarga dikenai iuran Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Mereka juga dikenai iuran bulanan tiap rumah. Batas penggunaan lampu hanyah 50 watt, menggunakan maksimal 3 lampu. Tiap rumah akan dikenai iuran Rp 20 ribu, tambah Rp 5 ribu jika mereka memiliki Televisi. Lampu hanya menyala jam 5 sore hingga jam 8 pagi. Khusus hari Jum'at, lampu akan menyala hingga siang, sebab banyak orang libur pergi ke ladang untuk beristirahat, menunaikan sholat Jum'at.
Setiap keluarga dikenai iuran Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Mereka juga dikenai iuran bulanan tiap rumah. Batas penggunaan lampu hanyah 50 watt, menggunakan maksimal 3 lampu. Tiap rumah akan dikenai iuran Rp 20 ribu, tambah Rp 5 ribu jika mereka memiliki Televisi. Lampu hanya menyala jam 5 sore hingga jam 8 pagi. Khusus hari Jum'at, lampu akan menyala hingga siang, sebab banyak orang libur pergi ke ladang untuk beristirahat, menunaikan sholat Jum'at.
Nilam
juga membutuhkan sungai Aro, khususnya saat proses penyulingan. "Penyulingan
nilam banyak dibangun di tepi-tepi sungai. Untuk satu kali penyulingan
dibutuhkan ratusan liter air, belum lagi air yang mengalir terus menerus untuk mendinginkan
pipa putih ini", ujar Hadianto, 26 th. Siang itu ia sedang duduk santai di
atas motornya dekat gubuk pengilangan
nilam, menjaga penyulingan milik pamannya.
Anak-anak muda bekerja menjaga penyulingan Nilam. Siang itu ada sekitar 6 orang anak muda yang bertamu di penyulingan Hadianto. Alat penyulingan yang mereka jaga saling berdekatan. Namun milik Hadianto paling dekat dengan jalan utama desa, itu sebabnya sesekali mereka berkumpul di situ, sambil melihat penyulingannya dari jauh."Menyuling bisa dilakukan sambil santai, hanya memastikan apinya terus menyala dan airnya tidak kering", ujar Hadianto.
Anak-anak muda bekerja menjaga penyulingan Nilam. Siang itu ada sekitar 6 orang anak muda yang bertamu di penyulingan Hadianto. Alat penyulingan yang mereka jaga saling berdekatan. Namun milik Hadianto paling dekat dengan jalan utama desa, itu sebabnya sesekali mereka berkumpul di situ, sambil melihat penyulingannya dari jauh."Menyuling bisa dilakukan sambil santai, hanya memastikan apinya terus menyala dan airnya tidak kering", ujar Hadianto.
![]() |
Proses penyulingan minyak nilam. |
Alat
penyuling di Tanjung Benuang tergolong cara lama. Kukusan masih terhubungan langsung dengan drum tempat air, di bawah drum adalah
tungku kayu bakar yang apinya terus menyala sedikitnya 6 hingga 7 jam. Api akan
memanaskan air, hasilnya uap air panas melumat minyak nilam keluar dari potongan-potongan
batang dan daun nilam yang ada di
kukusan. Minyak bercampur air akan ke luar di ujung pipa setelah melewati
proses pendinginan.
Satu
kali penyulingan biasanya menghasilkan 1 kilogram minyak nilam. "Banyaknya
minyak tergantung kesuburan tanaman, cara panen dan juga saat mencacah",
ujar Hadianto. Kini beberapa orang merajang hasil panen menggunakan mesin
perontok padi, bahkan pemotong rumput, yang membuat kandungan minyak Nilam
berkurang. "Paling hanya dapat 8 mato", tambahnya, Delapan mato sama
dengan 800 gram.
![]() |
Minyak Nilam |
Minyak
Nilam multi khasiat, tapi paling banyak dipakai untuk membuat parfum dan obat-obatan. Indonesia sebenarnya
berperan penting dalam menentukan harga minyak nilam dunia. Ia pemasok 70 persen minyak nilam.
![]() |
Hasil sulingan dari minyak nilam |
Sebenarnya semua bagian tanaman Nilam bisa diambil minyaknya. "Tapi bagian akar dan pangkal batang justru membuat kandungan minyak Nilam akan berkurang", ujar Rasmana, ibu delapan anak yang saat itu merajang hasil panen nilam di bawah rumah panggungnya. Di sebelahnya, duduk Daniar tetangga yang sedang membantunya. Berbicara tentang Nilam dengan dua perempuan ini bagai membaca buku panduan bertani Nilam. Mereka paham dari A hingga Z bagaimana menanam nilam.
Nilam bisa dipanen pertama kalinya setelah umurnya mencapai 6 hingga 7 bulan. Semua bagian tanaman dipangkas hingga meninggalkan pangkalnya setinggi sekitar 10 cm di atas tanah. Dalam lima bulan, batang yang dipangkas itu sudah kembali bercabang dan rimbun daunnya, siap untuk dipanen kembali. Panen ketiga bisa dilakuan empat bulan setelah panen kedua. "Setelah itu tanaman harus dicabut dan diganti, sebab biasanya hasil minyak Nilam lebih sedikit setelah berumur 2 tahun ", ujar Daniar.
![]() |
perlengkapan memanen padi. |
Hampir tiap keluarga punya penyulingan nilam. Alat suling itu bisa dibeli di bengkel yang ada di desa tetangga, desa Gedang, atau di pusat kecamatan di Ranto Suli. "Penyulingan di desa Tanjung Benuang setiap minggunya menghasilkan minyak Nilam sekitar 200 kilogram", ujar Dum Harta, kepala desa Tanjung Benuang. Jika harga satu kilogram minyak nilam kini Rp 450 ribu. Artinya uang yang beredar selama seminggu mencapai Rp 90 juta, setahun mencapai 4,32 Milyar. Itu baru di satu desa. Padahal hampir semua desa di kecamatan Sungai Tenang warganya bertani dan menyuling minyak Nilam.
Hitungan di atas sangat menggiurkan. Mungkin itu yang menyebabkan hampir 218 keluarga petani yang dulunya menanam Padi di desa ini beralih menanam Nilam. "Saya sudah sepuluh tahun tak menanam Padi, tapi kalau warga sekitar 2 hingga 3 tahun inilah", tutur pak Kades. Lahan-lahan padi ladang beralih menjadi kebun Nilam. Begitupun lahan Kayu Manis atau biasa disebut kulit manis yang habis di panen, kini ditanami nilam. Apalagi kayu kulit manis sangat disukai karena kayunya keras. Tahan lama jika dipakai bahan bakar tungku penyulingan.
Makan tiap hari kini harus membeli beras. "Di sini orang makan 3 hari sekali. Ibu-ibu memasak pagi, siang dan sore. Harga beras makin hari makin mahal, satu karung yang isinya 20 kilo harganya Rp 185 ribu", tambah pak Kades. Keluarga Pak kades yang anggotanya 4 orang, dua orang dewasa dan dua anak-anak, bisa menghabiskan 1,5 kilogram. Itu jika rumahnya tidak kerap kedatangan tamu. Artinya jika beras sekilo harganya Rp 9250,- maka dalam sebulan ia membutuhkan dana Rp 417 ribu. Jumlah anggota keluarga di desa ini beragam, ada yang 4 orang hingga 8 orang.
![]() |
Hamparan padi siap panen |
Pedagang
beras yang paling diuntungkan. Sebab pasokan
beras yang dibutuhkan Tanjung Benuang lumayan besar, setiap minggunya mencapai
2,5 ton. Desa ini membelanjakan hingga Rp 1,1 Milyar dalam setahun hanya untuk membeli
beras. Pangan orang Tanjung Benuang bergantung wilayah lain. Beras dipasok oleh
Kabupaten tetangga, yaitu Kerinci, Bungo, Bangko dan lainnya.
Kini beras Puyuh dan silang hasil sawah maupun ladang hasil sendiri susah ditemui. Wangi minyak nilam melumat kedaulatan pangan orang Tanjung Benuang. Jika tak segera menyeimbangkan pasokan kebutuhan pasar nilam dengan pemenuhan mandiri pangan keluarga, lambat laun budaya dan segala ritual yang menyertai penanaman Padi di kampung ini akan menghilang.
Kini beras Puyuh dan silang hasil sawah maupun ladang hasil sendiri susah ditemui. Wangi minyak nilam melumat kedaulatan pangan orang Tanjung Benuang. Jika tak segera menyeimbangkan pasokan kebutuhan pasar nilam dengan pemenuhan mandiri pangan keluarga, lambat laun budaya dan segala ritual yang menyertai penanaman Padi di kampung ini akan menghilang.
Komentar
Posting Komentar